Selasa, 13 Juni 2017

Petuah Semangkuk Sup (Kisah Antara Jahe Ceker dan Kentang)



Memang, Ramadan kali ini punya cerita, dan ini adalah sebuah kisah dari suatu Ramadan saat berbuka. Ramadan kali ini kami belajar memahami dan mengerti satu sama lain. Seperti menjadi ibu rumah tangga saja yang memiliki keluarga. Tapi meskipun darah yang mengalir di tubuh kami tak sama, kami merasa seperti saudara.

Seperti seorang ibu yang memahami anak-anaknya. Kami belajar menyatukan pendapat, dan membuat perbedaan menjadi suatu kekuatan. Bukan contoh besar, hanya segelintir kisah mengenai sekitar masakan. Kami belajar memahami bahwa setiap orang memiliki selera yang berbeda, tentu saja perbedaan bisa menjadi awal sebuah konflik, tapi dengan perbedaan itulah kami belajar untuk menjadi tidak egois terhadap diri sendiri, dan belajar menyudutkan ego masing-masing.  

Iya suatu perbedaan, tak usah jauh jauh, pelajaran bisa di dapat dari mana saja. Seperti dari semangkuk sup.
Selera kami berbeda, maklumlah karena isi kepala kami juga berbeda. Seperti ada orang yang tidak menyukai jahe, sedangkan ada yang sangat menyukai saat memasak sayur sop memakai jahe. Tapi tak masalah, tak usah karena jahe kita menjadi amarah, simple saja , karena rasa jahe bisa menyebar ke seluruh sop, dan bisa mengorbankan salah seorang, jadi daripada mengorbankan seseorang, simple saja tak usah memakai jahe.

Lalu ada orang yang tidak menyukai kentang, padahal tiap sup pasti memakai kentang, mungkin tak bukan sup namanya bila tak memakai kentang. Tapi kentang bukanlah hal yang bisa membuat dia yang tidak menyukai lantas menjadi emosi. Ya karena tak suka, dia memilih untuk menyisakan kentang di mangkuknya dan menghabiskan  pilihan lain, seperti wortel, kol dan yang lainnya. Sup masih terasa amat nikmat.

Saat tema sup adalah ceker, tapi ada orang  yang tak menyukai ceker,  itu juga masih tetap bukan masalah. Tak usah karena ceker maka terjadi huru hara, ahhaha.. mungkin huru hara itu istilah yang terlalu berlebihan. Tapi memang benar dia tak masalah, dia masih tetap makan dengan sup meskipun tanpa menyentuh ceker. Masih ada pilihan lain seperti sayap. Kuah dan sayurannya pun dia makan dengan lahap.

Untuk orang yang menyukai semuanya mungkin jahe, kentang dan ceker bukan masalah, itu adalah suatu bentuk kesatuan yang nikmat, dan ini adalah sebuah lidah yang diidamkan semua orang.  Dia begitu amat menimati dan terlarut dalam masakan yang ia buat.

Lalu ada yang pada saat memakan, mungkin karena sudah lama karena tak makan sup ceker, dan saat memakan ada suatu hal yang mengganjal, hal itu lantas tidak membuatnya marah dan berhenti, tapi dia tetap melanjutkan dengan tenang dengan meminimalisir sup yg masuk ke dalam tubuhnya.  Mengapa itu bisa terjadi?  Hal itu terjadi karena dia bijak dan tau cara menghargai orang yang sudah memasak dengan peluh dan lelah.

Meskipun dengan banyaknya perbedaan selera dan cara memasak, kami masih amat sangat bersyukur. Kami masih bisa memilih dan memilah apa yang akan dimakan, apa yang disukai dan apa yang tidak disukai untuk dimakan. Walaupun, kami tak bertanya nanti akan makan dimana?, tapi kami masih  bisa bertanya, berbuka nanti makan apa?. Bukan pertanyann apakah  hari ini kami masih bisa makan?

DRAMA KOREA TERSEDIH STAIRWAY TO HEAVEN (Bukankah hal yang berakhir tragis selalu diingat?)

Wah ini baru bangun dari alam bawah sadar, keinget punya blog yang baru dibikin langsung diabaikan dan ditinggalkan. Kalian tau kan rasanya diabaikan, sakit. Walah.. ini malah jadi baper.

Baiklah,  pas aku bangun tadi keinget tuh drama korea yang bikin aku nangis bombay, merana tujuh hari tujuh malam tanpa tahlilan. Sedih tak berdaya karena ending drama yang tragis, kesel sama sutradara, kenapa.. bikin film ko sedih begini.... aigooo.... tapi yah.. sebagai penonton yang baik, apa daya  cuma bisa diem, duduk manis aja, and lanjut nonton (karena yah.. aku ga bisa bikin film sebagus itu).

Tapi buat kalian yang lagi galau and mau cari pelampiasan biar bisa menumpahkan air mata yang sudah tak tertahankan, aku punya rekomendasi film yang wajib kalian tonton. setelah sekian lama terlarut dalam dunia perkorean drama, ini dia nih drama yang paling dikenang dalam sejarah hidup yang paling sedih versi saya.

Stairway to Heaven (serial TV)

Stairway to Heaven-poster.jpg

Ki to Ka: Han Tae-hwa, Han Jung-suh, Cha Song-joo, Han Yoo-ri
Genre Romance, Melodrama
Penulis Park Hye-kyung
Sutradara Lee Jang-soo
Pemeran Choi Ji Woo Kwon Sang Woo Kim Tae Hee Shin Hyung Joon
Negara Korea Selatan
Bahasa Korea
Jumlah episode 20
Produksi
Lokasi Korea Selatan
Durasi Rabu dan Kamis pukul 21:55 (WSK)
Siaran
Stasiun televisi Seoul Broadcasting System
Siaran sejak 03 Desember 2003  5 Februari 2004
Kronologi
Diawali oleh Punch
Dilanjutkan oleh Sunlight Pours Down
Pranala luar
http://tv.sbs.co.kr/paradise/
https://id.wikipedia.org/wiki/Stairway_to_Heaven_(serial_TV
 Ini adalah drama percintaan yang menceritakan kisah cinta pasangan kekasih Jung Suh dan Song Ju yang dipisahkan oleh beberapa peristiwa dalam hidup dan keluarga mereka. Dengan segala intrik dan tipu daya Han Yoo Ri yang amat menyiksa  tapi akhirnya mereka tetap bersatu meskipun akhirnya.... (yang udah nonton pasti taulah).

 Meskipun ini kisah lama, tapi pastinya kisah ini amat melegenda bagi para pecinta drama korea. Pemeran utama laki-laki dan perempuan di drama ini begitu amat sangat cocok dan mereka seperti ikut terlarut dalam kisah ini, pokoknya feel nya itu dapet banget. Apalagi tokoh Song Ju, yang kalau udah nangis, wah... (pokoknya saya tak bisa berkata-kata). Tak lupa kekejaman tokoh antagonis di drama ini begitu amat sangat luar bisa, sampai-sampai untuk beberapa tahun lamanya saya seperti masih menyimpan dendam pada tokoh tersebut. (efek terlalu menghayati mungkin)

Bagi yang suka dengan genre romance yang melankolis, ini adalah drama yang cocok banget buat nemenin hari-hari galau kalian. Masih inget saya nonton drama ini saat masih duduk di bangku SD, dan sampai sekarang ini adalah drama yang tetap terkenang di hati, meskipun  drama lain sudah banyak yang lewat dan bersuliweran yang saya tonton. Tapi bagi penggemar drama korea, belum lengkap rasanya kalau kalian belum pernah menonton drama ini...
 sekali lagi, ini hanya berdasarkan versi saya...