Minggu, 28 Juni 2020

Seonggok Batu Yang Kaku




Agak lebay rasanya, hanya sepertinya  hari ini aku  mungkin sedang melankolis saja. Kamu tahu rasanya? Rasanya itu aku seperti  memakan sesuatu yang amat pahit, dan saking pahitnya kamu sampai ingin menangis.

Rasa penat tanpa keringat. Aneh memang, karena penatku bukan pada ototku. Lelah,  terasa amat lelah, dan saking lelahnya hingga sulit untuk bernafas. Bla… bla… bla… hatiku menggerutu, tapi mulut ini tetap tak berkutik sedikitpun. Bungkam.

Kuharap hari ini ku bisa melihat senyummu yang mengembang.

Ah sudahlah, jangankan melihat senyummu, Saat kau berdiri didepanku aku hanya bisa memandang punggungmu yang lebar. Saat kau menghadapku, wajahku akan kualihkan pada hal lain. Berharap kau tak melihat wajahku yang memerah.

 Meskipun kau satu langkah di hadapanku, aku hanya bisa memandangmu tanpa bisa berkata “ hai” atau “ hallo”.

___Karena dihadapanmu, aku hanya menjadi seonggok batu yang kaku.