Kamis, 24 Januari 2019

Seaweed Soup, Si Licin Miyeokguk Sup Rumput Laut

korea.net


Bagi penggemar drama korea, tentunya sup rumput laut bukanlah hal yang asing di telinga. Begitupula dengan saya. Sup rumput laut adalah salah satu makanan wajib di korea saat merayakan hari kelahiran. Meskipun begitu, saya masih agak heran kenapa saat merayakan kelahiran, di drama korea selalu ada adegan memakan sup rumput laut?.

Baiqlah.. ? Setelah saya telusuri beberapa artikel dan berkunjung di beberapa blog  di mbah gugel ternyata saya menemukan suatu hal, yaitu masih bingung.  Hehheh.

Tapi rupanya si myeokguk licin ini,  bisa menjadi suatu pertanda cinta dan kasih sayang kita terhadap seseorang.
Nah Sup Rumput laut tak hanya diberikan seorang ibu kepada anaknya saja, tapi juga bisa diberikan oleh seseorang kepada  seseorang yang dikasihi. Kok ribet ya?. Contohnya mungkin dari teman ke teman, istri kepada suami atau sebaliknya atau mungkin jika punya, bisa diberikan kepada pacar, intinya bisa diberikan kepada orang yang kita sayangi.

Lalu ada seorang teman yang bertanya ke saya, "Aku kan peduli sama kucing aku, kira-kira kalo dia ulang tahun boleh ga sih aku kasih sup rumput laut?" krik krik.. disitu saya cuma bisa nyengir.

Usut-punya usut ternyata cara membuat si miyeokguk ini ga susah kok. Cukup sediakan rumput laut, lalu direndam sampai mengembang, terus diangkat. Jangan didiemin lama-lama, soalnya didiemin itu  ga enak. hehhe kok....?

Terus sediakan kaldu sapi  dengan irisan daging sapi tipis-tipis. Tambahkan merica, bawang putih dan kecap asin, didihkan lalu masukan si myeok (rumput laut).

Nah, gimana, ga susah kan.? Kalo bacanya pusing, langsung aja praktik.
Jadi penasaran ama rasanya, tapi jujur, saya pun belum pernah coba bikin. hehe.

Ya semoga suatu hari saya bisa membuat sup rumput laut untuk seseorang yang saya kasihi, sambil mengatakan Taeonajwoso Gumawoyo.. Terimakasih sudah terlahir ke dunia ini.




_____Kau, terimakasih telah terlahir ke dunia ini.






Racau


Agak lebay rasanya, hanya saja sepertinya  hari ini aku mungkin sedang melankolis saja.

Kamu tahu rasanya? Rasanya itu aku seperti  memakan sesuatu yang amat pahit, dan saking pahitnya kamu sampai ingin menangis.

Rasa penat tanpa keringat, aneh memang, karena penatku bukan pada ototku. 

Lelah, hati ini terasa amat lelah, dan saking lelahnya hingga sulit untuk bernafas. 
Tak tahu apa yang harus kulakukan tuk menghapus lelah ini.

Bla….bla…bla….. hatiku menggerutu, tapi mulut ini tetap tak berkutik sedikitpun.
Bungkam.
Sudahlah…  bukankah sudah biasa kau tahan?