Bukankah dulu kita adalah teman?. Sebelum kamu menjadi diam. Setidaknya anggaplah aku pernah menjadi seorang teman yang menemani. Sebelum kamu menjadi sepi, lalu diam-diam pergi.
Tak kembali ...
Terkadang, memang aku tak mau mengalah. Tapi sungguh kamu tak pernah membantah.
Bicaralah, jika dirimu tak suka. Ku tahu, kita hanyalah seorang manusia biasa yang memiliki rasa. Hatimu teramat biasa, sehingga jangan kau buat dia bekerja terlalu berat dengan menahan suatu hal dengan teramat sangat. Ungkapkanlah rasamu lewat kata. Kau mungkin tak suka, tapi kuyakin dengan begitu tak akan ada derita.
Katakanlah, katakan saja. Karena berkata tak sesulit merangkai ha na ca ra ka. Bencimu, kesalmu, marahmu. Aku akan mendengar, aku akan selalu menjadi pendengar. Tak usah ragu, meski itu untukku. Tenang saja, amarahmu tak akan membuatku patah.
Kau mungkin memilih diam. Memendam emosimu hingga semakin dalam, menunggu memudar. Sampai kapan?. Sungguh, diammu tak memperbaiki. Diammu tak membuatku menjadi lebih baik, malah membuat semakin rumit dan pelik. Diammu, membuatku sakit.
Kumohon, agar ku mengerti. Jangan tenggelam dalam kebisuanmu.
Bicaralah... padaku...
ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
BalasHapusdapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q