Selasa, 28 November 2017

UNTUK TEMAN


____________untuk teman dari seorang teman



Jika kata orang wifi, food, and my bed is ferfection, bagiku tidak selalu seperti itu. Aku tak munafik, memang  iya, tapi itu hanya sementara. Awalnya mungkin kau senang, serasa hidup ini damai. Hanya berselancar internet, melihat dan mengetahui informasi terbaru. Tanpa ada yang mengganggu hiburan tanpa batas. Damai sekali.

Menonton film sambil duduk dan mengemil makanan, ahh serasa surga kecil telah menjadi bagian dari hidup ini. Awalnya itu semua indah.  Tapi lama-kelamaan engku akan merasa jenuh. Kedamaian itu akan berubah menjadi keheningan dan keheningan bisa berubah menjadi kesepian.

Tanpa sadar engkau akan merindukan sosok usil yang mengganggu hidupmu. Sosok yang membuat kau merasa jengah dan membuatmu merasa jengkel. Memang benar kedamain adalah segalanya, kau bebas melakukan apapun tapi percayalah, kedamaian itu hanya sesaat. Lama-lama kau akan lelah dengan kedamaian itu. Akupun begitu.

 Pernah aku memiliki beberapa teman yang sangat aku sayangi. Iya teman yang bagaikan saudara. Apa-apa dilakukan bersama. Ahh. Jika diingat masa itu adalah masa yang paling indah.
Lalu saat aku kehilangan mereka, rasanya sungguh tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Rasanya itu mungkin lebih parah dari patah hati. Awalnya kita sedekat nadi, namun sekarang sejauh mentari.
kalian teman terbaik

 Seperti separuh jiwaku pergi. Hampa.  Mungkin untuk menemukan teman itu mudah, tapi jika aku mencari yang nyaman, itu sangat sulit. Sebenarnya, aku berteman dengan siapa saja, tapi untuk membiarkan merka masuk kedalam hatiku itu hanya beberapa orang yang bisa.

Saat kau merasa jenuh dengan kehidupan dunia mayamu, yang kau inginkan hanya teman dunia nyata. Lalu berjalan melewati pohon-pohon bercanda tawa melihat bunga-bunga yang mekar, ataupun saling mengumpat sesama teman, kemudian tertawa. Ahh sepertinya hal itu akan lebih menyenangkan.

Sungguh kehidupan yang hanya menatap layar seakan sangat membosankan.
Suatu hari mungkin aku ingin menghubungi temanku, tapi aku merasa takut jika pesanku diabaikan. Dan adakah yang lebih sakit untuk menggambarkan jika kau seorang kesepian lalu kau diabaikan oleh teman.

 Seringkali aku menghubungi orangtuaku, dan sepupuku,itu sudah cukup membuatku bahagia. Hanya saja, aku telalu serakah. Hal itu tak cukup bagiku. Aku menginginkan seseorang teman yang bisa kubagi setiap suka dan duka, mendengarkan setiap ceritaku meskipun hanya di balas dengan, oh.. ya.. lalu.. bagaimana?, yasudah sabar aja. Itupun sudah membuatku senang.

Aku yakin setiap orang penyendiri pasti punya sisi kesepian walaupun dia sudah terbiasa sepi.  Suatu saat dia pernah menginginkan seorang teman yang mengusilinya, membuatnya jengkel  lalu tertawa.




_______Teman, aku rindu kalian. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar